Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro merupakan sebuah Desa Agropolitan yang terkenal sebagai penghasil komoditas buah belimbing. Berjarak sekitar 10 kilometer atau 15 menit perjalanan dari pusat Kota Bojonegoro.
Desa ini dikelilingi aliran sungai Bengawan Solo dan berbatasan dengan Desa Mojo di sebelah utara, timur berbatasan dengan Desa Padang, Kecamatan Trucuk. Sedangkan sisi selatan berbatasan Desa Leran, sebelah barat berbatasan dengan Desa Pungpungan, Kecamatan Kalitidu.
"Desa Ngringinrejo sendiri terdiri dari 3 dusun, yaitu Dusun Mejayan sebagai pusat Pemerintahan Desa, Dusun Ringin dan Dusun Margorejo.
Selain terkenal akan kekayaan alam melimpah, Ngringinrejo juga memiliki asal muasal sejarah babat desa yang erat kaitannya dengan Kerajaan Pajang pada masa lampau.
Perang saudara yang terjadi antara Kerajaan Pajang dan Jipang Panolan di tahun 1524 Masehi, yaitu perang antara Pangeran Hadiwijaya dengan Pangeran Arya Penangsang untuk merebutkan Daerah kekuasaan setelah kerajaan Demak runtuh. Hingga menyebabkan penderitaan rakyat di segala bidang bagi kedua kerajaan yang pada hakekatnya masih memiliki unsur persaudaraan.
"Perang yang berlangsung lama ini juga memporak-porandakan norma-norma kemanusiaan. Sehingga banyak prajurit yg frustasi dan melarikan diri dari medan perang, salah satunya Senopati Pajang yang bernama Hadi Laksana," ucapnya.
Senopati Hadi Laksana kemudian melakukan desersi dan lari bersama sisa-sisa pasukannya hingga terdampar di tepi Bengawan Solo yang merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Jipang Panolan. Karena tidak tahu lagi arah pelariannya, mereka akhirnya memutuskan beristirahat di bawah pohon beringin raksasa dan rindang.
Keberadaan Pasukan Senopati Hadi Laksana ini ternyata diketahui oleh pasukan Jipang dan mereka segera mengepung sisa-sisa pasukan Pajang yang berteduh di bawah pohon beringin tersebut. Melihat pasukannya terkepung dan hendak ditumpas oleh pasukan musuh, maka Senopati Hadi Laksana memerintahkan anak buahnya untuk bersembunyi di sela-sela akar beringin. Hingga kemudian meloncat dan keluar dari persembunyiannya, seraya memohon kepada Tuhan.
"Wahai Tuhanku, hamba dan pasukan hamba sudah mengabdi sepenuhnya pada Kerajaan Pajang. Maka selamatkan mereka dari malapetaka yang akan menimpa kami, saat itu Senopati Hadi Laksana sembari mengacungkan keris pusaka ke atas. Dari ujung keris itu kemudian keluar asap putih yang makin lama makin tebal dan menyelimuti pohon beringin itu.
Usai berdoa, Sang Senopati melompat ke dalam awan putih hingga mereka menghilang secara ghaib bersama hilangnya awan putih. Yang mana tempat tersebut menjadi suatu tempat sang Senopati Hadi Laksana dan para pasukannya moksa.
Hingga kini tempat tersebut masih dijadikan tempat keramat yang terkenal dengan punden Mbah Sirno. Mbah Sirno sendiri merupakan nama lain Senopati Hadi Laksana yang mukso di tempat itu, kini punden tersebut berada di Dusun ringin, Desa ngringinrejo.
"Sejak saat itu desa tempat muksonya pasukan Pajang yang lari dari medan pertempuran dikenal dengan Desa ngringinrejo," tambahnya.
Desa Ngringinrejo yang merupakan daerah perlintasan jalur perdagangan melewati sungai sejak jaman Majapahit, hingga kini makin ramai dan bertambah penduduknya. Untuk memperluas wilayah Desa Ngringinrejo, maka atas inisiatif Kepala Desa pertama yaitu Ngabdul Hadi, setelah Kepala Desa Pertama Eyang Daryo Kartoprawiro, beliau H. Ngabdulhadi membuka dusun baru disebelah selatan desa, yang diberi nama Dusun cobaan.
"Dinamakan cobaan karena sang Kepala Desa mencoba memberi tanah di daerah tersebut untuk ditempati dan diolah tanahnya. Karena pada saat itu memang tanahnya gersang,"imbuhnya.
Saat membuka daerah tersebut Kepala Desa bernadzar. Apabila ada ramainya daerah ini maka akan diberi nama Dusun Margorejo, yang berarti jalan yang ramai. Dan terbukti hingga sekarang bahwa Dusun Margorejo menjadi daerah yang dilalui lalu lintas kendaraan dari berbagai penjuru daerah.
Untuk perkembangan desa ke arah utara, maka Kepala Desa mengajak rakyatnya untuk babat alas membangun dusun secara bergotong royong untuk menuju kemakmuran dan kejayaan. Saat membuka daerah tersebut, Kepala Desa berkata kalau ada ramainya zaman, maka daerah itu diberi nama Dusun Mejayan atau menuju kejayaan.
"Terbukti sampai sekarang Dusun Mejayan menjadi pusat Pemerintahan Desa hingga kini. Begitulah silsilah dan legenda asal usul desa Ngringinrejo yang sampai sekarang menjadi salah satu desa destinasi wisata di Kabupaten Bojonegoro.